LAPORAN PRAKTIKUM
INDIKATOR ASAM BASA ALAMI
![]() |
OLEH :
NI NYOMAN SRI JAYANTI PERWANI DEVI
XI IPA 3/40
SMA NEGERI 7 DENPASAR
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur kami panjatkan
kehadirat Tuhan Yang Maha Esa. Dengan izin, dan limpahan raahmat dan kasih
sayang-Nya, akhirnya saya dapat menyelesaikan laporan ini.
Senyawa
asam memiliki rasa masam, sementara
senyawa basa memiliki rasa pahit Akan tetapi kita tidak boleh mencicipi rasa
dari suatu zat kimia. Karena ada beberapa zat yang mengandung racun. Oleh
karena itu untuk menguji suatu larutan bersifat asam atau basa dapat digunakan
kertas lakmus dan berbagai indicator lainnya. Dalam laporan ini saya
menggunakan indicator alami untuk menguji apakah larutan tersebut bersifat asam
ataukah basa.
Proses pembuatan laporan ini tidak
terlepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu kami mengucapkan terima
kasih kepada Ibu Manik selaku guru pembimbing kimia, dan berbagai sumber yang
membantu saya menemukan berbagai informasi dalam mendukung kelengkapan materi
dalam laporan ini.
Saya menyadari laporan ini
tidaklah luput dari segala kekurangan dan keterbatasan sehingga masih belum
sempurna. Untuk itu, saya mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi
peningkatan kemampuan penyusun pada masa yang akan datang.
Denpasar, April 2014
Penulis
DAFTAR ISI
Cover …………………………………………………………………………………………… 1
Kata
Pengantar ………………………………………………………………………………….
2
Daftar
Isi ………………………………………………………………………………………... 3
Pembahasan
I.
Tujuan ……………………………………………………………………………… 4
II.
Landasan Teori …………………………………………………………………….. 4
III.
Alat dan Bahan …………………………………………………………………….. 5
IV.
Cara Kerja …………………………………………………………………………. 5
V.
Data Hasil Pengamatan ……………………………………………………………. 7
VI.
Kesimpulan ……………………………………………………………………….. 8
INDIKATOR ASAM BASA
ALAMI
I.
Tujuan
:
Untuk mengetahui perubahan warna
yang terjadi pada ekstrak yang alami
II.
Landasan
teori :
Indikator adalah suatu
zat penunjuk yang dapat membedakan larutan, asam atau basa,atau netral
melampirkan beberapa indikator dan perubahannya pada trayek pH tertentu,kegunaan
indikator ini adalah untuk mengetahui berapa kira-kira pH suatu larutan.
Disamping itu juga digunakan untuk mengetahui titik akhir kosentrasi pada
beberapasenyawa organik dan senyawa anorganik.
Keasaman atau kebasaan
suatu zat tergantung pada banyak ada tidaknya ion H (untuk asam) dan ion OH
(untuk basa) dalam zat tersebut serta derajat ionisasi zat tersebut.
Teori asam-basa:
Pada
tahun 1884 Svante Arrhenius mengemukakan teori tentang asam dan basa yaitu
teori asam basa arrhenius. Menurutnya, asam adalah suatu zat yang
apabila dilarutkan dalam air akan menghasilkan ion H+ dimana ion
tersebut merupakan satu-satunya ion yang ada dalam larutan. Basa
merupakan zat yang apabila di larutkan dalam air akan terionisasi menghasilkan
ion OH-, dan ion tersebut merupakan ion satu-satunya yang ada di
dalam larutan.
Pada tahun 1923 ahli kima Denmark bernama J.N
Bronsted dan ahli kimia inggris bernama T.N Lowry mengemukakan teori yang
bernama teori asam basa broansted-lowry, yang berbunyi suatu zat pemberi proton
(proton donor) disebut asam dan suatu zat penerima proton (proton
aseptor) di sebut basa. Dari definisi tersebut maka suatu asam setelah
melepas proton akan membentuk basa konjugasi dari asam tersebut. Demikian pula
dengan basa, setelah menerima proton akan membentuk asam konjugasi dari basa
tersebut.
Pada tahun 1932 G.N
Lewis menyatakan teori yang berbunyi basa adalah zat yang memiliki satu
atau lebih pasangan elektron bebas yang dapat di berikan kepada zat lain
sehingga terbentuk ikatan kovalen koordinasi, sedangkan asam adalah zat
yang dapat menerima pasangan elektron tersebut.
III.
Alat :
-
Gelas bekas air mineral
-
Blender
Bahan :
-
Bunga kembang sepatu - Air sabun
-
Bungan pacar -
Air kapur sirih
-
Bugenville -
Air garam
-
Kol ungu -
Air jeruk nipis
-
Kulit manggis
-
Kunyit
-
Bunga kembang telang
IV.
Cara
kerja :
1. Siapkan
alat dan bahan
2. Haluskan
bunga kembang sepatu, bunga pacar, bugenfil, kol ungu, kulit manggis,
kunyit, dan bunga kembang telang
dengan menggunakan blender dengan menambahkan air secukupnya (haluskan satu per
satu)
3. Letakkan
bahan yang telah di blender dalam gelas bekas air mineral yang berbeda. Beri
label nama
4. Letakkan
larutan air garam, air sabun, air kapur sirih, dan air jeruk nipis dalam gelas
bekas air mineral yang berbeda. Beri label nama

5. Uji
perubahan warna ekstrak kol ungu dengan meneteskan 4-5 tetes air garam dan
larutan penguji lainnya. Alasi dengan kertas putih.

6. Amati
dan catat perubahan warna yang terjadi dalam tabel
7.
Lakukan
hal yang sama untuk menguji perubahan warna yang terjadi pada bunga pacar dan
bahan lainnya seperti prosedur no.5 dan 6




![]() |
|||
![]() |
|||
8. Tarik
kesimpulan sesuai praktikum yang dilakukan.
V.
Data
hasil pengamatan :
No.
|
Ekstrak
|
Warna Awal
|
Perubahan Warna
|
|||
|
|
|
Air Jeruk Nipis
|
Air Sabun
|
Air Garam
|
Air Kapur Sirih
|
1.
|
Kol Ungu
|
Ungu
|
Merah muda
|
Biru muda
|
Biru tua
|
Hijau muda
|
2.
|
Kembang sepatu
|
Merah
|
Merah
|
Ungu muda
|
Nila
|
Hijau tua
|
3.
|
Kembang telang
|
Biru
|
Ungu muda
|
Biru pudar
|
Biru tua
|
Hijau tua
|
4.
|
Kulit manggis
|
Merah bata
|
Orange
|
Merah bata
|
Kuning
|
Coklat
|
5.
|
Bunga pacar
|
Merah muda
|
Merah muda
|
Cream
|
Jingga
|
Kuning
|
6.
|
Bougenville
|
Merah
|
Merah muda
|
Nila
|
Merah muda
|
Kuning
|
7.
|
Kunyit
|
Kuning
|
Kuning
|
Cream
|
Kuning
|
Orange
|
VI.
Kesimpulan
:
Berdasarkan percobaan yang dilakukan
dapat disimpulkan bahwa tidak semua bahan berubah warna saat ditetesi dengan larutan
penguji. Terlihat pada tabel data hasil
pengamatan, ekstrak bunga kembang sepatu tidak berubah warna saat ditetesi
dengan air jeruk nipis, ekstrak kulit manggis tetap seperti warna awal saat
ditetesi dengan air sabun. Ekstrak bunga pacar tidak mengalami perubahan warna
saat ditetesi air jeruk nipis, begitu pula pada ekstrak kunyit saat ditetesi
air jeruk nipis dan air garam juga tidak terjadi perubahan warna. Jadi digunakan sebgai indikator alami yang
baik adalah kol ungu, bunga kembang sepatu, bunga kembang telang, bunga pacar,
bunga bougenville, kulit manggis karena saat ditetesi larutan asam dan basa
terjadi perubahan warna. Sementara kunyit hanya berubah warna jika ditetesi
dengan larutan basa saja (air sabun dan air kapur sirih).
Niat sajan
BalasHapusKeren, dan masih bisa ditingkatkan
BalasHapus